JUMLAH PENGIDAP
HIV/AIDS KEPRI SEMAKIN SUBUR
GUBERNUR MINTA SEMUA
PIHAK TERLIBAT UNTUK SOSIALISASIKAN PENcEGAHAN
Gubernur Kepri, HM Sani yang hadir
pada acara kegiatan sosialisasi bahaya HIV/AIDS bagi kalangan pelajar di halaman belakang Gedung
Daerah di Tanjungpinang (12/5-20013) mengatakan ; “ HIV/AIDS hingga saat ini
belum ada obatnya, hanya penjegahan sedini mungkinlah yang bisa kita upayakan
melalui berbagai sosialisasi secara terus menerus dimana saja dan kapan saja.
Semua pihak harus terlibat baik itu tokoh agama, tokoh masyarakat maupun media
karena mensosialisasikan bahaya HIV/AIDS bukan hanya tugas pemerintah. Kita
semua harus membentengi diri kita sendiri, sosialisasi hanya mediasi saja
selanjutnya diri sendirilah yang menentukan”, kata Pak Gubernur.
Kegiatan sosialisasi bahaya HIV/AIDS
diselenggarakan oleh Tim Penggerak PKK Provinsi Kepri, dalam laporanya Ketua TP
PKK Prov Kepri Aisyah Sani menjelaskan, kegiatan ini dilaksanakan karena merasa
prihatin menerima laporan dari Dinas Kesehatan yang menyatakan bahwa pengidap
HIV/AIDS di Kepri banyak dari anak – anak remaja usia 15 – 29 tahun mencapai 75
persen.
Jika angka yang dilaporkan ini memang
benar, ini merupakan suatu keadaan yang sangat memprihatinkan, Inilah.com
pernah memberitakan angka 75 persen tersebut dari pernyataan yang disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan
Penyakit dan Penyelamatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Privinsi Kepri Dr
Inrike disela acara sosialisasi bahaya HIV/AIDS
bagi kalangan pelajar di Tanjungpinang, Minggu (12/5). Untuk memastikan
angka yang sangat mengejutkan tersebut, 75 persen pengidap HIV/AIDS adalah usia
remaja maka Koran Jurnal PKSPD.com coba mengontak Dr Inrike melalui telp
selulernya tetapi Dr Inrike menolak
memberi penjelasan dengan menyebutkan
bahwa ia tidak pernah memberikan pernyataan pada Inilah.com dan mematikan
telpnya dengan menyatakan mau ada rapat.
Menurut data yang diperoleh Koran
Jurnal PKSPD.com dari KPA (Komisi Penanggulangan Aids) Prov Kepri bahwa angka
75 persen tersebut bukan penderita HIV/AIDS pada usia remaja 15 – 29 tahun
tetapi angka 75 persen tersebut adalah penderita HIV/AIDS pada usia
produktif 25 – 49 tahun sedangkan usia
remaja 15 – 29 tahun itu hanya 1 persen saja jelas Harmoni, anggota senior KPA
Prov Kepri. Untuk urutan selanjutnya berdasarkan kelompok umur adalah; usia 20
– 24 tahun sebesar 13 persen, usia diatas 50 tahun se besar 7 persen, usia
dibawah 4 tahun ada 3 persen dan usia 5 – 15 tahun tercatat hanya 1 persen
untuk tahun 2012.
Prov Kepri untuk tahun 2012 berada pada
urutan ke – 7 berdasarkan jumlah penderita HIV/AIDS secara nasional, ini
merupakan hasil yang cukup baik dimana tahun sebelumnya berada pada urutan ke –
5 dan pada tahun – tahun sebelumnya lagi pernah berada pada urutan 3 besar
nasional. Dengan menurunya peringkat Prov Kepri untuk jumlah penderita HIV/AIDS
secara nasional ternyata berbanding terbalik dengan angka penyebaran HIV/AIDS
setiap tahunnya yang terus meningkat. Hingga tahun 2012 jumlah penderita
HIV/AIDS yang meninggal di Prov Kepri berjumlah 610 orang, untuk tahun 2012
saja itu mencapai 108 orang penderita
HIV/AIDS meninggal.
Hingga saat ini sampai dengan Desember 2012 penderita HIV saja di Prov
Kepri telah mencapai pada angka 4. 254 kasus di tambah dengan penderita AIDS dalam
periode yang sama sejumlah 2. 014 kasus. Dalam 5 tahun terakhir ini memang
penyebaran HIV/AIDS cukup subur di Prov Kepri, dimana pada akhir tahun 2007 penderita HIV tercatat 1.
376 kasus sedangkan penderita AIDS
sejumlah 559 kasus. Jadi dalam 5 tahun
terakhir penambahan penderita HIV di Prov Kepri mencapai 2. 878 kasus sedangkan
penambahan untuk penderita AIDS mencapai 1. 455 kasus, untuk dibandingkan mari
kita lihat angka penderita HIV di Prov Kepri pada tahun 2000 hanya 98 kasus
sedangkan penderita AIDS hanya 10 kasus.
Melihat angka perkembamgan penderita
HIV/AIDS di Prov Kepri yang semakin subur ini maka Harmoni memberikan penjelasan bahwa semakin
meningkatnya angka penderita HIV/AIDS bukan karena tidak terkendalinya
penyebaran virus HIV tapi disebabkan oleh semakin bertambahnya jumlah klinik
layanan penangulangan HIV/AIDS dari tahun ke tahun sehingga klinik yang baru
tersebut dapat mendeteksi penderita – penderita yang baru dimana sebelumnya
tidak terdeteksi oleh klinik yang masih terbatas jumlahnya.